1. Sistem
CBSA, guru sebagai penyimak saja, jangan sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran.
Privat penyimak secara seorang demi seorang.
Klasik, santri dikelompokkan berdasarkan persamaan kemampuan/jilid. Guru menerangkan pokok-pokok pelajaran secara maksimal dengan menggunakan peraga, dan secara acak santri dimohon membaca bahan latihan.
Asistensi, santri yang lebih tinggi jilidnya dapat membantu menyimak santri lain.
2. Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak komentar.
3. Sekali huruf dibaca betul, tidak boleh/jangan diulang lagi.
4. Bila santri keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, maka guru harus dengan tegas memperingatkan (sebab yang betul dengan yang pendek-pendek) dan membacanya agar diputus-putus, bila perlu ditekan.
5. Bila santri keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja dengan cara:
Isyarah umpamanya dengan kata-kata "eeee….stop….dsb,"
Bila dengan isyarah masih keliru, berilah titian ingatan. Umpamanya santri lupa baca huruf (ز) guru cukup mengingatkan titiknya "bila tidak ada titiknya dibaca RO (ر)" dst. Bila masih tetap lupa, baru ditunjukkan bacaan yang sebenarnya.
6. Pelajaran satu ini berisi pengenalan huruf berfathah, maka sebelum dikuasai benar, jangan naik ke jilid berikutnya. Sedangkan bila kemampuan maksimal tetap belum fasih maka sementara boleh: ش lebih diarahkan ke bunyi SIA dari pada س
ض Lebih diarahkan ke bunyi DHO (kendor) daripada keliru ظ
ظ lebih diarahkan ke bunyi ذ (dibaca dengan bibir agak maju)
ق lebih diarahkan ke bunyi KO daripada keliru خ
Jadi bisa naik ke pelajaran dua dengan "her" pada huruf-huruf tertentu.
7. Bagi santri yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mampu berpacu dalam menyelesaikan belajarnya maka belajarnya boleh diloncat-loncatkan, tidak harus utuh sehalaman.
8. Untuk EBTA, sebaiknya ditentukan guru pengujinya.
PETUNJUK MENGAJAR JILID 2
Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1,2,3,5,7 dan 8 masih berlaku untuk jilid 2 ini.
Bila pada pelajaran yang lalu ada "her" pada huruf-huruf tertentu, maka dalam mempelajari jilid 2 ini, bisa sambil menyempurnakan bacaan huruf yang"her" tersebut.
Mengenai judul-judul huruf yang dirangkai, guru tidak perlu menerangkan. Umpama: ini Ba dimuka, ini Ba di tengah, ini Ba di akhir. Sebab biasanya santri faham bisa membacanya, jadi guru hanya menyimak saja.
Mulai halaman 16 bacaan mad/panjang, sementara panjangnya boleh lebih 2harokat. Yang penting harus jelas beda mana yang pendek dan mana yang panjang.
Membacanya tetap dengan putus-putus saja yaitu walaupun hurufnya bersambung.
Mulai halaman 16 bila dengan bacaan putus-putus santri cenderung keliru baca panjang, yang semestinya 1 harokat, maka membacanya agar dirangkai saja dengan huruf berikutnya. Bila santri keliru baca panjang (yang mestinya pendek) guru cukup menegur "mengapa dibaca panjang" ? Dan bila santri keliru baca pendek (yang seharusnya dibaca panjang) guru cukup menegur "mengapa dibaca pendek" ?.
PETUNJUK MENGAJAR JILID 3
Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1,2,3,5,7,8 dan jilid 2 nomor 4 dan 6 masih berlaku untuk jilid 3 ini.
Bila santri sering memanjangkan bacaan (yang semestinya pendek) karena sambil mengingat-ingat huruf di depannya, maka tegurlah dengan "membacanya putus-putus saja ?" dan bila perlu huruf di depannya ditutup dulu agar tidak terfikir.
Guru tidak boleh memberi contoh satu kalimat yang menimbulkan anak ingin meniru irama maupun ingin meniru lancarnya si Guru. Bila hal ini terjadi santri akan terbebani berfikir membaca kalimat-kalimat yang panjang, sehingga membacanya banyak kesalahan (panjang, pendek, mengulang-ulang, dsb).
Bila santri mengulang-ulang bacaan (karena sambil berfikir bacaan di depannya). Umpamanya: ……….وما dibaca berulang-ulang, maka tegurlah dengan: وما ada berapa? Sebab pesanannya sekali dibaca betul tidak boleh diulang lagi.
PETUNJUK MENGAJAR JILID 4
Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1,2,3,5,7,8 dan jilid 2 nomor 6 serta jilid 3 nomor 3 dan 4 masih berlaku untuk jilid 4 1ni.
Mulai jilid 4 ini sudah boleh dikenalkan nama-nama huruf (lihat jilid 1 halaman 36). Dan tanda-tanda seperti : Dlammah, kasrah, fathah, tanwin, sukun.
Bila santri keliru baca di tengah/di akhir kalimat, maka betulkanlah yang keliru saja, membacanya tidak perlu diulang lagi dari awal kalimat. Nah setelah selesai sehalaman, agar mengulangi kalimat yang ada kekeliruan tersebut.
Untuk memudahkan ingatan huruf-huruf qolqolah : boleh dengan singkatan BAJU DI THOQO.
Agar menghayati bacaan yang penting dan untuk membuat semarak, baik andaikata santri diajak membaca bersama-sama/koor, yaitu halaman 3, 9, 11, 19 dan 23.
Untuk menentukan bacaan yang betul pada halaman 23 (hamzah sukun dst) santri diajak membaca dengan harokat fathah dulu dengan berulang-ulang dan baru dimatikan. Contoh: تك → تك → تك dan seterusnya.
Pada jilid 4 ini belum ada waqof, artinya semua dibaca utuh apa adanya pelajaran waqof dimulai pada jilid 5
PETUNJUK MENGAJAR JILID 5
Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1, 2. 3, 5, 7, 8, dan jilid 2 nomor 6, jilid 3 nomor 3 dan jilid 4 nomor 3 masih berlaku untuk jilid 5 ini.
Halaman 23 adalah surat Al-mu'minum ayat 1-11 sebaiknya santri dianjurkan menghafalkan. Syukur dengan artinya.
Bila ada beberapa santri yang sama tingkat pelajarannya boleh sistem tadarrus, secara bergiliran membaca sekitar 2 baris, sedang lainnya menyimak.
Santri tidak harus mengenal istilah-istilah tajwid, seperti idghom, hingga, dsb. Yang penting secara praktis betul bawaannya.
Agar menghayati bacaan yang dan untuk membikin suasana semarak, baik andaikata santri diajak membaca bersama-sama/koor yaitu halaman 16 s/d 19 (3 baris dari atas).
PETUNJUK MENGAJAR JILID 6
Petunjuk mengajar jilid 1 nomor 1, 2, 3, 5, 7, 8, dan jilid 2 nomor 6, jilid 3 nomor 3, 4 dan jilid 4nomor 3 serta jilid 5 nomor 3, 4, semuanya tetap berlaku pada jilid 6 ini.
Materi halaman EBTA ini sebaiknya dihafal syukur dimengerti terjemahnya.
Walaupun telah menginjak jilid 6 ini, pedoman membaca "pelan Asal Benar" tetap berlaku. Jadi tak apalah andaikata ada santri yang membacanya sangat lamban/tersendat-sendat/seperti banyak saktah atau terhenti. Asalkan setiap yang dibacanya itu betul srmuanua. Maka yang penting adalah benar. Mengenai kelancaran besok akan terwujud setelah tadarrus beberapa jus. Insya Allah.
Santri jangan diajari dengan bacaan berlagu walaupun dengan irama murottal. Sedang irama murottal dalam kaset yang dikeluarkan Team Tadarus "AMM", dimaksudkan bagi yang sudah lancar dalam bertadarus Al-qur'an. Jadi rusak untuk pengajaran buku IQRO.
Mengenai pelajaran tanda waqof, disederhanakan dan pengenalannya disatukan di awal (halaman 21).
Sebelum EBTA, ada tambahan pelajaran Hueuf-huruf awal surat.
Perlu diketahui: bahwa pengajaran buku IQRO (jilid 1 s/d 6) sudah dengan pelajaran tajwid yaitu tajwid praktis, artinya santri akan bisa membaca dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid. Bila telah betul-betul lulus EBTA jilid 6, maka harap langsung tadarus Al-Qur'an dengan disimak mulai jus 1, 2, 3 dan seterusnya setelah beberapa jus/lancar mulai sambil diajarkan ilmu Tajwid (bisa dengan buku Atheis Praktis terbitan Team Tadarus "AMM").
Lihat juga